A. Etika dan Prinsip Bisnis Rasulullah
Rasulullah Muhammad Saw. pernah mengatakan lewat
Sabdanya, bahwa sebagian besar rizki manusia diperoleh dari kativitas bisnis,
khususnya perdagangan. Dalam ilmu ekonomi, perdagangan secara konvensional
diartikan sebagai proses saling tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak
sukarela dari masing-masing pihak. Mereka yang terlibat didalamnya dapat
menentukan keuntungan maupun kerugian dari aktivitas tersebut.
Sementara itu, tidak ada bisnis yang berbuah
kesuksesan tanpa didasari etika dan prinsip dalam menjalankan bisnis.
Kesuksesan Rasulullah pun tidak terlepas dari etika dan prinsipbisnis yang
beliau terapkan saat menjalankan bisnisnya. Etika dan prinsip beliau yang bisa
kita teladani dalam berbisnis di antaranya yaitu :
1.
Jujur
dan adil
Sikap inilah yang selallu ditunjukkan oleh nabi
sehingga menjadi kunci sukses beliau untuk melakukan perjalanan perdagangan ke
Yerussalem, Yaman, dan tempat-tempat lain bahkan Rasulullah mendapatkan
keuntungan di luar dugaan.
Jujur termasuk menunjukkan kesetiaan dan tidak
menyembunyikan cacat, dan amanah. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah
diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dari Ibnu ‘Umar ra :
“Kelak di hai kiamat, seorang Muslim yang berprofesi
sebagai pedagang yang terpercaya dan jujur akan dikumpulkan bersama orang-orang
yang mati syahid.”
[HR. Ibnu Majjah]
2.
Profesional
Seiring dengan sikap ikhlas, Muhammad menekankan
pada pentingnya sikap professional dalam pekerjaan. Sikap ini menjauhkan dari
sifat malas, tidak mau berusaha dan hanya menerima tanpa ada usaha untuk menuju
kea rah yang lebih baik.
Orang yang tidak kompeten dalam menjalankan suatu
bidang atau pekerjaan tertentu hanya akan memperburuk keadaan. Seorang
professional juga akan bersikap cermat dalam setiap perbuatan yang dilakukan,
karena ia percaya bahwa hari esok harus lebih baik dari hari kemarin.
3.
Silaturahmi
Silaturahmi adalah kunci dalam melakukan usaha
sebagai sarana untuk menuju sumber daya yang tidak terbatas. Karena dengan
silaturahmi, kita akan mampu membentuk komunikasi dua arah dan pada akhirnya
akan mampu mengetahui dan memahami apa-apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
4.
Bersikap
sopan dan baik hati
Jabir meriwayatkan dalam sebuah hadits Rasulullah
Saw :
“Rahmat Allah atas orang-orang yang berbaik hati
ketika ia menjual dan membeli dan ketika ia membuat keputusan.” [HR.Bukhori]
5.
Menghindari
sikap berlebihan seperti banyak bersumpah
Tentang hal ini, Rasulullah telah memberikan nasihat
kepada kita, yaitu :
“Hindarilah banyak bersumpah ketika melakukan
transaksi dagang, sebab itu dapat menghasilkan penjualan yang cepat lalu dan
menghapus berkah.”
Rasulullah saw. juga sangat membenci orang-orang
yang dalam berdagangnya menggunakan sumpah-sumpah palsu. Pada hari kiamat Allah
tidak akan berbicara dan tidak akan melihat kepada orang-orang yang semasa
hidupnya berdagang dengan menggunakan sumpah palsu.
6.
Menghindari
Riba
Ibnu Abi Ad-Dunya dan Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa
Rasulullah pernah berkhotbah yang isinya menyinggung tentang riba dan
akibatnya. Beliau bersabda :
“Satu dirham yang diperoleh seseorang melalui riba
lebih besar dosanya di sisi Allah daripada tiga puluh enam kali melakukan zina.
Dan riba yang paling besar dosanya adalah riba dari harta seorang Muslim.”
7.
Tidak
menyepelekan utang
As-Syafi’, Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibnu Majjah
meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa
Rosulullah bersabda :
“Nyawa orang beriman terkatung-katung Karen
utangnya, sampai utangnya itu dilunasi.”
8.
Tidak
melakukan wanprestasi kepada krediturnya
Rasulullah kerap mengembalikan lebih besar nilainya
dari pokok pinjamannya, sebagai
penghargaan terhadap kreditur. Suatu saat Rasulullah pernah meminjam seekor
unta uang msih muda, kemudian menyuruh Abu Rafi mengmbalikannya dengan seekor
unta yang bagus yang umurnya tujuh tahun. Beliau pernah mengatakan bahwa
menebus utang dengan cara yang paling baik termasuk orang-orang paling utama.
9.
Tidak
menimbun dan menetapkan tarif tinggi
Banyak hadits yang melarang penimbunan suatu barang.
Dantaranya sebagaimana yang dituliskan Ibnu Hajar dalam bukunya al-Ittihaf, ath-Thabrani dan al-Baihaqi
meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Sejahat-jahatnya hamba adalah orang yang suka
menimbun. Jika Allah menetapkan bahwa harga turun, maka ia bersedih, dan
jika Allah menetapkann harga naik, maka
ia senang.”
10. Murah hati dan toleran
Rasulullah pun pernah bersabda sebagaimana yang
diriwayatkan dari jabir ra, :
“Semoga Allah merahmati orang yang memberikan
kemudahan ketika menjual, membeli, dan menagih
hutang.”
11. Senantiasa mengingat Allah
Kesibukan urusan dunia hendaknya tidak menghalangi
kesibukan untuk meningat akhirat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh
Ath-Thabrani, Rasulullah bersabda :
“Orang yang
mengingat Allah ditengah orang-orang yang lalai bagaikan seorang prajurit di
tengah orang-orang yang melarikan diri dari peperangan dan bagaikan orang hidup
di tengah orang-orang yang mati.”