Contoh Laporan Perjalanan. Laporan merupakan tulisan yang menerangkan, menyajikan langkah atau tindakan yang telah dilakukan, memaparkan hasil kerja, dan merekam kegiatan. Berdasarkan bentuk penyajiannya, laporan dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu formulir, surat, artikel, dan laporan resmi. Menurut Juhara (dalam Wardani 2008:4) menyebutkan bahwa "Laporan perjalanan merupakan salah satu bentuk laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dikunjunginya". Sejalan dengan pendapat Juhara, menyimpulkan bahwa "Laporan perjalanan harus berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan observasi langsung pada tempat tertentu yang kita kunjungi".
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan perjalanan adalah laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat yang didasarkan pada pengamatan, pengalaman, dan observasi langsung terhadap tempat yang dikunjungi. Laporan perjalanan dapat berisi persiapan sebelum perjalanan dilakukan, kegiatan selama perjalanan berlangsung, serta tujuan yang didapat setelah perjalanan berlangsung.
Pada prinsipnya menulis laporan hampir sama dengan menyusun tulisan jenis lainnya. Hal ini karena hakikat menulis, apa pun jenisnya, merupakan aktivitas yang berproses. Menurut Hadiwidjoyo (2003:26), penulisan laporan merupakan suatu proses. Di dalamnya dikenali sejumlah tahapan yang diawali dengan penyiapan segala sesuatu yang akan dibutuhkan dan berakhir dengan pemeriksaan kembali dan penuntasan naskah akhir.
Contoh Laporan Perjalanan
Pada prinsipnya menulis laporan hampir sama dengan menyusun tulisan jenis lainnya. Hal ini karena hakikat menulis, apa pun jenisnya, merupakan aktivitas yang berproses. Menurut Hadiwidjoyo (2003:26), penulisan laporan merupakan suatu proses. Di dalamnya dikenali sejumlah tahapan yang diawali dengan penyiapan segala sesuatu yang akan dibutuhkan dan berakhir dengan pemeriksaan kembali dan penuntasan naskah akhir.
Sistematika dari penulisan laporan perjalanan adalah:
1) Nama kegiatan
Nama kegiatan adalah identitas kegiatan yang dilakukan.
2) Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran adalah latar belakang penulisan laporan perjalanan.
3) Tujuan perjalanan
Tujuan penulisan adalah indikator yang akan dicapai setelah penulisan laporan.
4) Waktu Tempat dan Lokasi perjalanan
Sebuah kegiatan pasti memiliki alokasi waktu, dimana dan lokasi berlangsung, jadi dalam menulis laporan perjalanan kita harus menuliskan identitas tersebut.
5) Peserta
Seseorang yang ikut serta dalam perjalanan.
6) Biaya dan sumber biaya
Dana dan dari mana dana tersebut diambil.
7) Hal-hal yang diamati
Suatu hal yang penting harus diambil untuk dijadikan penulisan laporan perjalanan.
8) Pembahasan
Pendeskripsian atau simpulan dari perjalanan yang dilakukan. Pembahasan ini berisi tentang informasi-informasi penting yang ingin disampaikan dari awal sampai akhir.
Contoh Penulisan Laporan Perjalanan
Berikut ini kami sajikan cara penulisan membuat laporan perjalanan sesuai dengan EYD dan teknik dasar. Sikalhkan simak berikut ini:
1) Nama kegiatan
Bazar dan pasar murah
2) Latar belakang/dasar pemikiran
Mengisi kegiatan liburan
Menumbuhkan rasa kepedulian
3) Tujuan Perjalanan
Untuk melakukan proses belajar-mengajar melalui metode langsung.
Untuk mengetahui barang-barang murah di bazar dan pasar murah
4) Waktu ,Tempat dan lokasi kegiatan
a) Tanggal 18 sampai dengan 20 Agustus 2013
b) Kelurahan Purwokerto
c) SMP Negeri 7 Purwokerto
5) Cara pengamatan
Mengetahui langsung dan wawancara dengan warga setempat.
6) Hal-hal yang diamati
a) Areal bazar dan pasar murah.
b) Barang-barang murah bermutu dan terjamin kualitasnya.
7) Pendeskripsian
Bazar dan pasar murah selain berfungsi sebagai tempat rekreasi dan memiliki daya tarik tersendiri bagi warga Purwokerto untuk berbelanja barang-barang murah dan bermutu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat laporan perjalanan:
1) Berikan sudut pandang yang segar, jika mungkin, meliputi beberapa pokok permasalahan yang tidak biasa. kreatiflah dalam menulis perjalanan, termasuk dalam menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan simile yang penuh daya dan orisinal.
2) Personal, ambil pendekatan sendiri untuk sebuah tempat yang dikunjungi, sebuah aktivitas yang anda coba lakukan atau sebuah petualangan mendebarkan yang sedang anda kerjakan. apa yang sesungguhnya menginspirasi anda? Kenali dan jelaskan kepada pembaca. Cerita harus memiliki suara dan sudut pandang personal. ingatlah bahwa sebagian besar tempat yang anda tulis, sangat mungkin sebelumnya sudah ditulis orang lain. Ini merupakan tantangan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk dikatakan kepada pembaca.
3) Jenaka, tulisan perjalanan hendaknya memiliki sebuah nada yang cerah, cemerlang, hidup, dan jenaka. perjalanan adalah sebuah proses berangkat dari yang familiar menuju kepada yang asing dan tidak familiar, sering kaya akan peristiwa komedi dan jenaka. Masukkan komedi ke dalam tulisan di tempat yang patut dan jangan takut membuat pembaca tertawa. Juga, jangan takut untuk memasukkan ”kecelakaan”, misalnya, ke dalam bagian-bagian tulisan.
4) Surprise, berilah kejutan kepada pembaca. berikan pembaca sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang hanya diketahui sedikit orang—tentang suatu lokasi misalnya melakukan ini dengan mencoba aktivitas yang tidak biasa, bertemu dengan orang-orang yang baru, terlibat ke dalam adegan yang asing ketika berada dalam sebuah perjalanan.
5) Seimbang, tulisan perjalanan harus memadukan observasi personal, deskripsi dan komentar dengan informasi praktis yang berguna bagi pembaca. Jadi, ada keseimbangan yang cermat antara pengalaman personal, deskripsi lokasi, deskripsi kegiatan atau peristiwa. dan ingat bahwa saat menulis sebuah kisah perjalanan, anda juga seorang wartawan sehingga akurasi fakta tetap harus diperhatikan.
6) Kutipan, untuk memperkaya tulisan, kutip komentar teman perjalanan atau pengunjung suatu kegiatan atau lokasi. Silakan mengekspresikan perasaan mereka, kengerian, atau ketakjuban mereka tentang suatu tempat atau kegiatan yang sedang berlangsung.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam menulis laporan, yaitu aspek isi (substansi) dan aspek kebahasaan (peredaksian). Aspek isi berkaitan dengan materi atautopik yang dilaporkan, sedangkan aspek kebahasaan berkaitan dengan media atau saranauntuk menyampaikan atau mewadahi materi. Dalam penyusunan aspek ini tercermin dalam penjabaran topik menjadi subtopik yang terangkum dalam kerangka atau tubuh laporan, sedangkan aspek kebahasaan tercermin dalam penggunaan diksi, pemakaian kalimat, penyusunan paragraf, dan aspek simbol tulisan yang meliputi penggunaan ejaan dan pungtuasi. Di samping ketiga aspek tersebut, peredaksian laporan perlu memperhatikan aspek ejaan dan tanda baca. Dalam hal ini, aspek ejaan mencakup pemakaian huruf, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan.
Sementara itu, aspek tanda baca tanda baca mencakup penggunaan titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), garis miring (/), garis pemisah (-), dan tanda kutip (“….”).
Pokok-pokok laporan perjalanan :
1. Apa?
2. Siapa?
3. Kapan?
4. Di mana?
5. Mengapa?
6. Bagaimana?
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek pariwisata yang kami kunjungi adalah Candi Prambanan, Kaliurang, dan Malioboro.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan laporan perjalanan ini adalah :
1. Tugas dari guru yang bersangkutan.
2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Yogyakarta.
3. Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Yogyakarta secara langsung.
B. Tujuan
Tujuan kunjungan study tour ini adalah :
1. Rekreasi sambil belajar.
2. Mengetahui nilai – nilai sejarah yang ada di tempat – tempat wisata yang ada di Yogyakarta
3. Memperoleh pengetahuan / menambah wawasan tentang kota Yogyakarta.
C. Metode Penelitian
Metode – Metode Yang Kami Gunakan Adalah :
1. Interview / wawancara
Metode ini dengan mengadakan wawancara langsung kepada pemandu wisata setempat.
2. Observasi / pengamatan langsung
Metode ini dengan mengamati langsung obyek – obyek wisata tersebut.
3. Dokumentasi
Metode ini dengan menggunakan brosur – brosur yang ada di tempat – tempat wisata bias juga dengan foto – foto di tempat – tempat wisata.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan dalam penyusunan suatu karya tulis. Pedoman penulisan ini berguna untuk memudahkan penulisan karya tulis itu sendiri. Pada kesempatan ini penyusun menggunakan sistematika penulisan yang terbagi menjadi III bab.
Bab I adalah Bab pendahuluan yang meliputi Latar Belakang masalah penyusunan. Bab ini berisi latar belakanag masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
Bab II adalah Bab yang berisi obyek yang dikunjungi oleh penyusun meliputi Candi Prambanan, Kaliurang, dan Malioboro.
Bab III adalah Bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
ISI
A. CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi. Prambanan, Candi Hindu Tercantik di Dunia.
Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah. Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas. Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa). Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.
B. KALIURANG
Kaliurang adalah objek wisata andalan Kabupaten Sleman yang berada di lereng selatan Merapi. Kawasan wisata ini terletak di bagian utara Provinsi DIY, 25 km dari Kota Yogyakarta. Tepatnya Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Jika dibandingkan dengan kawasan wisata yang serupa di luar DIY, Kaliurang mirip dengan kawasan Puncak di Bogor. Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, para ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarga mereka. Ketika mereka sampai di Kaliurang, mereka terpesona dengan keindahan dan kesejukannya. Para geolog Belanda itu pun membangun bungalow-bungalow di Kaliurang.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Kaliurang tetap dijadikan tempat peristirahatan. Banyak perusahaan dan instansi mendirikan wisma di Kaliurang. Pada awalnya, wisma-wisma tersebut hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan atau instansi. Namun kemudian disewakan untuk masyarakat luas. Setelah semakin ramai dan berkembang, Kaliurang pun akhirnya dilengkapi berbagai fasilitas wisata.
Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhunya berkisar 20-25 derajat celcius. Dari Kaliurang, puncak Merapi nampak jelas walau terkadang diselimuti kabut. Di Kaliurang, pengunjung dapat bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Terlebih bagi yang membawa anak-anak, Taman Rekreasi Kaliurang bisa jadi tempat favorit bagi anak-anak. Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Di samping keindahan alam, Kaliurang juga menyimpan kekayaan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah.
Selain taman rekreasi, berbagai faslitas lain tersedia di Kaliurang. Diantaranya kereta kelinci, gardu pandang, pos pengamatan Merapi, area perkemahan, dan rumah ibadah. Jika anda ingin bermalam, tersedia pula berbagai penginapan. Biaya masuk ke Kaliurang Rp 2000 untuk dewasa dan Rp 1000 untuk anak-anak. Pada hari libur Rp 3000 dewasa dan Rp 1500 untuk anak. Untuk kendaraan juga dikenakan biaya masuk, yaitu Rp. 500 untuk motor dan Rp. 2000 untuk mobil Rp. 3000 untuk bus atau truk.
C. MALIOBORO
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja. Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.
Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan widyawisata sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan yang ada di Candi Prambanan, Kaliurang dan Malioboro.
2. Menumbuhkan rasa nasionalisme dan berjiwa patriotisme.
3. Menjaga dan melestarikan budaya dan bangunan – bangunan bersejarah yang ada di Indonesia.
B. Saran – saran
1. Sebaiknya kebersihan di tempat – tempat obyek wisata lebih ditingkatkan, begitu juga para pengunjung harus sadar akan kebersihan tempat wisata yang dikunjungi.
2. Prasarana dan sarana di tempat – tempat wisata lebih ditingkatkan.
3. Kegiatan di obyek wisata dapat memberikan pengetahuan bukan hanya hiburan.