BAB II
PENGANTAR TEORI MIKRO EKONOMI
Defenisi
Ilmu Ekonomi Oleh Prof. P. A. Samuelson
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai
individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan
uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa
dan mendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang,
kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
Ilmu Ekonomi terbagi dua, yaitu : ekonomi mikro dan
makro.
Ekonomi makro yaitu cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari bagian-bagian kecil ekonomi seperti perilaku
individu-individu, perilaku konsumen, perilaku produsen, harga, dll.
Ekonomi mikro yaitu cabang
ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhan perekonomian baik suatu negara /
daerah seperti inflasi, kemiskinan, neraca.
Masalah
Pokok Perekonomian
Adanya kelangkaan atau kekurangan akibat
ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat dengan (ii) faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Disatu pihak keinginan masyarakat relatif tak terbatas
sementara dilain pihak sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang
dapat digunakan untuk menghasilkan barang tersebut relatif terbatas.
Faktor-faktor poduksi adalah benda-benda yang disediakan
oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa.
- Tanah dan sumber
alam meliputi tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan.
- Tenaga kerja
meliputi jumlah maupun keahlian/keterampilan
- Modal
- Keahlian dan
kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan
usaha.
Teori
Permintaan dan Kurva Permintaan
Beberapa Penentu Permintaan :
- Harga barang
2.
Harga
barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3.
Pendapatan
RT dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4.
Corak
distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5.
Cita rasa
masyarakat.
6.
Jumlah
penduduk.
7.
Ramalan
keadaan di masa datang.
Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu
barang maka makin banyak permintaan
terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin
sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Pengaruh Faktor Lain Selain Harga
Terhadap Permintaan
1. Harga
barang lain
Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai
jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga (3) golongan, yaitu:
i : barang
lain itu merupakan pengganti
ii : barang
lain itu merupakan pelengkap
iii : kedua
barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).
Barang
Pengganti
Sesuatu barang
dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan
fungsi barang lain tersebut.
Kopi dan teh adalah
barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka meminum teh
selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada.
Harga barang pengganti
dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga
barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami
pengurangan dalam permintaan.
Barang
Pelengkap
Apabila suatu barang
selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut
dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut. Gula adalah barang
pelengkap pada kopi atau teh. Karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus
dibubuhi gula.
Kenaikan atau
penurunan permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan
permintaan barang yang digenapinya. Kalau permintaan terhadap kopi atau
bertambah begitu juga sebaliknya.
Barang
Netral
Permintaan terhadap
beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai hubungan sama sekali, maksudnya
perubahan permintaan dan harga beras tidak akan mempengaruhi permintaan buku
tulis begitu juga sebaliknya.
Pendapatan
Para Pembeli
Pendapatan para
pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan
terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan
terhadap permintaan berbagai jenis barang.
Berdasarkan sifat
perubahan permintaan yang berlaku apabila
pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4 bagian:
1.
Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh
orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi
maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang.
Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras jika pendapatan
naik.
2. Barang Esensial
Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan
mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial.
Barang esensial yaitu barang kebutuhan pokok (Sembako).
3. Barang Normal
Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia
mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan
Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga.
4. Barang Mewah
Jenis barang ini dibeli apabila orang berpendapatan
menengah ke atas atau tinggi.
Contoh: motor, mobil.
Distribusi
Pendapatan
Cita rasa atau selera masyarakat
Jumlah penduduk
Ramalan mengenai masa yang akan datang
Ramalan pada konsumen bahwa harga akan menjadi mahal atau
tinggi pada masa akan datang akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak
barang disaat sekarang.
Contoh: BBM akan dinaikkan oleh pemerintah pada tahun
depan akan mendorong masyarakat atau pengusaha untuk menimbun BBM.
Pergerakan
dan Pergeseran Kurva Permintaan
|
||||||||||
|
|
PENAWARAN
Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan
pada berbagai tingkat harga tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang
itu sendiri,
2. Harga barang
lain,
3. Biaya produksi,
4. Tujuan perusahaan,
5. Tingkat teknologi yang digunakan.
Hukum
Penawaran
Hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan
menggambarkan hukum penawaran yaitu makin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut
akan ditawarkan oleh penjual begitu juga sebaliknya dengan asumsi Cateris
Paribus ini juga bisa digambarkan dalam kurva sebagai berikut:
|
|||
Pengaruh
Faktor Selain Harga Terhadap Penawaran
1. Harga
barang lain
Bahwa barang-barang ada yang saling bersaingan atau
bersubtitusi dan ada barang-barang yang komplementer (pelengkap) seperti yang
telah dijelaskan di permintaan.
2. Biaya
Produksi
Dibeberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk
memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi
hasil penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini dapat menimbulkan
penutupan perusahaan tersebut dan jumlah penawaran barang akan berkurang begitu
juga sebaliknya.
3. Tujuan
perusahaan
Tujuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan efek yang
berbeda-beda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian penawaran jua
akan berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai.
4. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi
mempertinggi produktifitas, mutu dan menciptakan barang-barang baru. Ini akan
mendorong kenaikan penawaran.
|
|||
Keseimbangan
Penawaran Danpermintaan
Terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual dinamakan
keseimbangan harga.
|
|||
Elastisitas
Permintaan Dan Penawaran
Elastisitas permintaan adalah ukuran kuantitatif yang
menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga terhadap pengaruh perubahan
permintaan.
Elastisitas
Penawaran
Ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh
perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.
Manfaat Elastisitas adalah dapat menjadi indikator untuk
meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang dilaksanakan.
Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan:
1. Elastisitas permintaan harga,
2. Elastisitas permintaan pendapatan,
3. Elastisitas permintaan silang.
Ad. 1. Elastisitas
permintaan harga adalah nilai perbandingan antara persentase perubahan jumlah
barang yang diminta dengan persentase perubahan harga.
Ed =
Ed =
Contoh :
Diketahui : Q = 10.000
P = 4.000
Q1 = 15.000
P1 = 3.000
Ed =
=
= - 1,4
Tanda negatif menunjukkan harga dan jumlah barang yang
diminta mengalami perubahan yang berlawanan.
Elastisitas
Permintaan dan Penawaran
A. Elastisitas Harga
Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur
seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya
berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan
atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien elastisitas
permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / %
perubahan harga,
atau
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien elastisitas
ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara
harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan
permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
Contoh : Apabila harga es krim naik dari
$2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang,
maka elastsitas permintaan dihitung sebagai
berikut :
Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa
perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar
2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan),
yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
- Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
- Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
- Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
- Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
- Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama dalam menentukan
elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti
(substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen
dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga,
sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang
dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang
digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis.
Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik,
sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang
harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung
tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin
sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak
menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung
elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan
dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek,
kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen,
sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka
panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah
ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas
dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen
pindah ke produk lain.
Elastisitas dan Total Penerimaan
(penjual/produsen)
Elastisitas permintaan mempengaruhi total
penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya
adalah sebagai berikut :
- Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
- Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
- Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
- Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
- Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
Pembuktian akan hubungan antara hubungan
antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan
menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur
bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi
harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik
kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah
positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk
B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang
tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain
sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah
negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B,
vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak
dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil
akan cenderung turun.
Elastisitas Permintaan Pendapatan
(pembeli/konsumen)
Elastisitas permintaan pendapatan
(elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon
terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
Elastisitas pendapatan = % perubahan
kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal
akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat
digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk
inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
B. Elastisitas Harga Penawaran
Elastisitas harga penawaran mengukur
seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah.
Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas
yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas
permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / %
perubahan harga,
atau
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
- Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
- Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
- Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
- Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
- Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Faktor
Penentu Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang sangat penting dalam menentukan
elastisitas penawaran, yaitu :
- Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
- Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
-
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar.
Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya
rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya
rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
-
Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga
penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang
membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
- Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis
terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
-
Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu
yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya,
sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
-
Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah
dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan
kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada.
Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil,
sehingga penawaran tidak elastis.
-
Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang
lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat
elastis.
- Stok persediaan.
Semakin besar
persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera
memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
- Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi
mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis
penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah
produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan
tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi
sewaktu-waktu dibutuhkan.