BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Kegiatan manusia bukan suatu kegiatan yang terjadi begitu saja, tapi selalu ada factor yang mendorongnya dan selalu ada tujuannya. Dalam berprilaku manusia memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk lain .
Menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Prilaku Manusia
2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan?
3. Domain Perilaku?
4. Ciri-ciri Perilaku Manusia
5. Perilaku Manusia menurut Berbagai Aliran
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Perilaku.
2. Mengetahui Perilaku manusia terhadap Kesehatan.
3. Mengetahui Domain Perilaku
4. Mengetahui Ciri-ciri Perilaku Manusia
5. Mengetahui Perilaku Manusia menurut Berbagai Aliran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atauStimulus – Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
B. Klasifikasi Perilaku Kesehatan Manusia
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.
C. Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :
1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.
2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran.
Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1) Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
2) Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3) Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
D. Ciri-ciri Perilaku Manusia
Dalam berprilaku manusia memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk lain yaitu :
1. Kepekaan Social.
Manusia bukan saja merupakan makhluk social, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesama dan selalu membutuhkan kerja sama dengan sesamanya, tetapi lebih daripada itu manusia mempunyai kepekaan social. Kepekaan social berarti kemampuan untuk menyesuaikan prilaku dengan harapan dan pandangan orang lain. Misalnya, perbuatan seseorang akan berbeda-beda, jikalau menghadapi orang yang sedang marah, sedang senang, sedang sedih dan lain-lain. Pilaku seseorang juga akan berbeda dalam lingkungan orang yang sedang berpesta, sedang memperingati kematian, atau sedang diskusi.
2. Kelangsungan Prilaku.
Prilaku manusia tidak terjadi secara sporadic (timbul dan hilang disaat-saat tertentu), tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan lainnya. Misalnya seorang anak masuk sekolah hari ini, akan bersekolah lagi besok dan bersekolah terus bertahun-tahun untuk akhirnya mempunyai kepandaian tertentu, mendapat pekerjaan, mempunyai penghasilan, berkeluarga, berketurunan, dan seterusnya. Pendek kata, prilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu masa. Dengan demikian, adalah keliru kalau seseorang memandang masa kanak-kanak atau remaja hanyalah masa yang tak berarti apabila terlewati.
3. Orientasi pada tugas.
Tiap-tiap prilaku manusia selalu mengarah kepada suatu tugas tertentu. Hal ini nampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada prilaku lain yang nampaknya tidak ada tujuan, misalnya pada orang yang sedang bermalas-malasan, beristirahat atau berekreasi, juga terdapat orientasi pada tugas, karena beristirahat bagian daripada tugas yang harus dipenuhi agar ia bisa mengumpulkan energi kembali untuk dapat bekerja lagi dan seterusnya.
4. Usaha dan Perjuangan.
Usaha dan perjuangan memang terdapat juga pada makhluk lain selain manusia, misalnya pada kucing yang berjuang demi mendapatkan tikus sebagai mangsanya. Akan tetapi perjuangan dan usaha pada manusia adalah berbeda, karena yang diperjuangkannya adalah yang ditentukannya sendiri, yang dipilihnya sendiri. Ia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang semula memang tidak ingin diperjuangkannya.
Dengan perkataan lain, manusia mempunyai aspirasi yang diperjuangkan, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu yang telah diberi oleh alam.
5. Tiap-tiap manusia itu unik.
Tiap-tiap manusia memiliki ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dengan manusia lainnya. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa depan menentukan prilaku seseorang pada masa sekarang (kini).
Selain daripada ciri-ciri prilaku manusia yang telah dipaparkan diatas, factor yang mendorong manusia berprilaku adalah motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya. Misalnya motif apa yang mendesak seseorang itu makan. Dengan demikian jelas bahwa setiap prilaku manusia selalu ada yang mendorongnya ( motif) dan ada pula yang ditujunya.
Dengan demikian maka perlu mengetahui lebih jauh tentang pendorong prilaku tersebut (Motif).
E. Perilaku Manusia menurut Berbagai Aliran
a. Manusia menurut aliran psikoanalisis
Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah.
Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:
1. Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian:
1). Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros)
2). thanatos – insting destruktif dan agresif
2. Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego Adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas
3. Super ego
yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.
Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalh merupakan interaksi antarakomponen biologis / unsur hewani (id), komponen psikologis / unsur akal rasional (ego) dan komponen sosial / unsur moral (super ego ).
b. Manusia menurut aliran behaviorisme
Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman.Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience).
Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran ini Ivan Pavlov disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan benci terhadap majalah.
Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh Skinner dengan metode yang disebutoperant conditioning (pelaziman operan).
Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya. Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu :
a) Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan peneguhan negatif.
- Peneguhan Positif (Positive Reinforcement)
Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan Positif.
Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan kinerjanya pada masa berikutnya
- Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement)
Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali disebut sebagaipeneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif.
b) Denda (punishment)
Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola lagi.
Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk :
a) berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain,
b) berbeda antara individu,
c) berbeda menurut situasi.
dengan demikian, pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan mempelajari tingkahlaku yang diterima tetapi juga tingkahlaku tidak diterima.
Mengapa Manusia Meniru?
Orang meniru kerana apa yang dilakukan membawa kepuasan atau ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana peneguhan terwujud terdiri atas 3 jenis :
a. Peneguhan Secara Langsung - Individu mendapat ganjaran seperti pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan mengulangi tingkahlaku tersebut.
b. Peneguhan Mandiri - Individu meniru bukan kerana ingin dipuji tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi kepuasan kepadanya.
c. Peneguhan Vikarius - Individu mendapat kepuasan secara tak langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia menyangka akan menerima pujian yang sama.
c. Manusia menurut aliran psikologi kognitif
Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif dalam merespon lingkungannya serta berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya.
Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui proses mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Jadi manusialah yang menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri.
Beberapa teori perilaku menurut aliran ini adalah teori dari Kurt Lewin yang mengatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan produk dari berbagi gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment(lingkungan psikologisnya).
Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency seeker). Manusia merupakan mahkluk yang mejaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan teori yang disebut denga disonansi kognitif artinyamanusia akan akan mencari informasi yang mengurangidisonansi ( ketidakcocokan antara dua kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan dengan keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, menacri konsonan atau mengubahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia merupakan bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen system. Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan tersendiri.
Beberapa ahli mengemukakan teori tentang Perilaku kesehatan diantaranya: menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Sedangkan menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini manusia adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia.
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar.
3.2 SARAN
Mempelajari tentang konsep tentang manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik kehidupan. Sebagai manusia, kita harus mengetahui kebutuhan yang palihng mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya.
Mekanisme manusia senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
- Alimul,aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.
- Tarwoto.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
- Iqbal Mubarak, Wahit.2007.Perilaku Dasar Manusia.Jakarta:EGC