Pages

Portal Berbagi : Contoh Makalah, Contoh Surat, Contoh Proposal dan Materi Agama, Sejarah, dan contoh artikel

Conto Makalah Perkembangan Sosial Emosional dan Agama|Bab I Pendahuluan |Bab II Pembahasan |Bab III Penutup dan Kesimpulan|



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Agama adalah aturan dan wahyu Tuhan yang sengaja diturunkan agar manusia hidup teratur, damai sejahtera, bermartabat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Eksistensi agama merupakan kebutuhan primer bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Kedudukan agama bersifat primer maka agama sangat perlu ditanamkan sejak didni kepada anak didik kita. Menanamkan nilai-nilai agama kepada anak adalah tugas para orang tua selaku guru pertama dan utama di rumah dan keluarga, juga merupakan tugas guru di sekolah.
Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang pertama, yang keberadaannya sangat strategis untuk menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak-anak, agar mereka menjadi orang-orang yang kuat, terbiasa dan peduli terhadap segala aturan agama yang diajarkan kepadanya.
Landasan Pendidikan nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini, hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri anak, diperlukan berbagai macam metode dan pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai hasil yang baik seperti dikehendaki (Badudu Zain, 1996). Pendekatan juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Guru di Taman Kanak-kanak yang dalam kegiatannya memerlukan berbagai metode dan pendekatan untuk mengembagkan berbagai kemampuan dan potensi yang ada pada diri anak didik. Untuk itu, guru Taman Kanak-kanak dituntut memiliki kemampuan profesional dan komprehensif terutama dalam memilih dan menentukan metode dan pendekatan yang efektif. Dimana nantinya dalam proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik tanpa mengorbankan anak, tanpa merebut hak anak untuk bermain dalam suasana terbuka dan menyenangkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana penerapan metode bercakap-cakap dalam pengembangan agama di TK.
2.      Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam pengembangan agama di TK

C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui bagaimana penerapan metode bercakap-cakap dalam pengembangan agama di TK
2.      Dapat mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam pengembangan agama di TK.


   BAB II
PEMBAHASAN

A.    Esensi Penanaman Nilai-nilai Agama kepada Anak Usia TK
Menurut pandangan ajaran agama islam setiap manusia itu lahir berada dalam keadaan suci dan bersih dan Tuhan Yang Maha Esa telah membekali mereka dengan berbagai potensi laten yang tersembunyi dan harus dikembangakan sebagi amanah dari sang pencipta alam semesta ini. Dan faktor penentu kualitas keagamaan anak itu sendiri banyak ditentukan oleh peran serta kedua orang tuanya landasan itu memberi makna bagi kita bahwa ternyata faktor lingkungan keluarga adalah peringkat pertama yang akan memberi warna dasar bagi nilai-nilai keagamaan anak. Dengan demikian pesan serta orang tua tidak boleh asal dan hanya sekedarnya saja pada saat memulai pengenalan pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan pada anak.
Menurut Badudu Zein (1996), anak adalah keturunan pertama (setelah ibu dan bapak). Anak-anak adalah manusia yang masih kecil yang belum dewasa dan memiliki berbagai potensi untuk tumbuh dan berkembang. Potensi tersebut adalah potensi jasmani yang berkaitan dengan fisik (motorik) dan yang kedua adalah potensi rohani yang berkaitan dengan kemampuan intelektual maupun spiritual dan termasuk juga di dalamnya nilai-nilai agama.
Untuk itu dalam membina potensi dalam diri anak adalah tugas orang tua dan guru secara nyata. Dirumah para orang tua mempunyai kewajiban bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan jasmani belaka, akan tetapi para orang tua pun dituntut mendidik dan membimbing anak dengan nilai-nilai keagamaan yang harus dipraktekan dalam rutinitas kehidupan akan sehari-hari. Sedangkan disekolah, nilai-nilai keagamaan yang harus ditanamkan oleh guru seyogyanya diintegrasikan / dipadukan dalam kegiatan belajar mengajar dari pembukaan samai penutup.
Apabila nilai-nilai tersebut ialah tertanam kuat pada diri anak maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan memiliki kemampuan untuk mencegah dan menyangkal serta membentengi mereka dari berbagai pengaruh negatif. Sebaliknya jika nilai-nilai keagamaan itu tidak ditanamkan secara maksimal maka yang akan muncul adalah perilaku-perilaku kurang baik dan cenderung menyimpang dari aturan agama.

B.     Prinsip Dasar Pengembangan nilai-nilai agama
Ada beberapa prinsip dasar yang sangat perlu diperhatikan dalam rangka penyampaian materi pengembangan nilai-nilai agama bagi anak Taman Kanak-kanak, diantaranya adalah :
1.      Prinsip penekanan pada aktivitas anak sehari-hari.
      Hal ini sesuai dengan kebutuhan pembentukan kepribadian anak dalam       rangka peletakan dasar kehidupan anak pada bidang kehidupan beragama    anak.
2.      Prinsip pentingnya keteladanan dari lingkungan dan orang tua / keluarga anak.
      Sebaik apapun program yang disusun oleh pihak sekolah, namun jika tidak             didukung oleh partisipasi aktif para orang tua dalam memberikan    keteladanan dan konsistensi pengembangan nilai-nilai agama bagi anak,       maka semua itu akan sia-sia.
3.      Prinsip kesesuaian dengan kurikulum spiril
Prinsip ini menekankan bahwa pada saat guru dan orang tua menyajikan materi pengembangan nilai-nilai agama kepada anak Taman kanak-kanak maka hal itu harus disampaikan secara bertahap, seperti dimulai dengan penjelasan atau contoh yang terdekat dengan dunia anak sampai hal yang terjauh dari sisi anak, atau dimulai dari hal yang paling mudah anak cerna sampai hal yang agak sulit anak pahami.
4.      Prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP)
Prinsip ini menjelaskan bahwa guru dan para orang tua hendaknya sangat memperhatikan proses penyajian materi yang akan disampaikan yaitu materi yang perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan akan itu sendiri.
5.      Prinsip psikologi perkembangan anak
Setiap guru seyogyanya menyampaikan materi pengembangan nilai-nilai agama yang disesuaikan dengan landasan ilmu psikologi perkembangan anak didik. Dalam tinjauan ilmu psikologi dikenal adanya tugas-tugas perkembangan maka setiap materi yang akan disampaikan seyogyanya senantiasa dihubungkan dengan prinsip-prinsip dasar psikologi pendidikan.
6.      Prinsip monitoring yang rutin
Untuk mendapatkan keberhasilan yang baik, maka diperlukan adanya kegiatan monitoring secara rutin untuk memantau proses perkembangan dan kemajuan anak dalam mengikuti program yang ktia siapkan. Peranan monitoring ini sangat membantu semua pihak yang terkait, untuk memperoleh data akurat dalam rangka perbaikan dan pengembangan program selanjutnya. Tanpa langkah demikian kita akan sulit memperoleh informasi tentang anak didik dan perkembangannya.

C.    Pendekatan
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri anak, diperlukan berbagai macam metode dan pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah cara yang tertatur yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Badudu Zain : 1996). Pendekatan juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk itu guru Taman kanak-kanak dituntut memiliki kemampuan profesional dan komprehensif terutama dalam memilih dan menentukan metode dan pendekatan yang efektif.
Salah satu diantara metode pengembangan nilai-nilai agama, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Pendekatan / metode pengembangan nilai-nilai agama melalui metode bercakap-cakap
Bercakap-cakap adalah kegiatan percakapan antara guru dengan anak atau anak dengan anak tentang suatu tema untuk mengembangkan kemampuan mendengar, memahami dan kemampuan berbicara anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk
-          Bercakap-cakap bebas
-          Bercakap-cakap menurut tema
-          Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada lama, tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut tema dilakukan berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri yakni menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
Melalui kegiatan diatas, disamping menunjang program pengembangan bahasa secara verbal, juga dapat meningkatkan keampuan anak-anak dalam mengkomunikasikan berbagai pikiran, gagasan, perasaan, maupun kebutuhannya. Pendekatan ini pun dapat membantu anak-anak belajar mendengarkan dan menyimak pembicaraan guru atau temannya. Jelasnya, kegiatan bercakap-cakap dapat dijadikan alat yang berfungsi ntuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa sosial konsep diri dan pengembangan nilai-nilai agama.
Tujuan dari metode bercakap-cakap diantaranya :
1.      Mengembangkan kecakapan dan keberanian dalam menyampaikan pendapatnya kepada guru, teman sebaya dan orang lain.
2.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi secara lisan
3.      Mengembangkan pola-pola pikir anak dalam bentuk lisan kepada orang lain.
4.      Memperbaiki lapal dan ucapan
5.      Menambah pembendaharaan kata.
Manfaat penting yang dapat dirasakan dalam penerapan pengembangan nilai-nilai agama melalui metode bercakap-cakap antara lain
1.      Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan perasaan, menyalakan keinginan dan kebutuhan secara lisan.
2.      Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain.
3.      Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengananak lain dengan gurunya agar terjalin hubungan sosial yang menyenangkan.
4.      Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru / anak yang lain.
Contoh kegiatan bercakap-cakap menurut tema :
Tema         : Binatang
Sub tema   : Ciri-ciri Binatang
TK             : B / Semester I
Kompetensi Dasar
Hasil Belajar
Indikator
Anak percaya akan ciptaan Allah, mencintai sesama
Anak dapat menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan
Menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan

Kegiatan Belajar Mengajar  (KBM)
1.      Guru mengkondisikan anak untuk duduk dalam kegiatan klasikal
2.      Guru menyiapkan gambar yang akan diperlihatkan kepada anak
3.      Guru memperlihatkan gambar kepada anak dan mengajark anak untuk bercakap-cakap tentang gambar yang telah diperlihatkan
4.      Guru memberikan kesempatan kepada semua anak untuk bercakap-cakap tentang gambar tersebut
5.      Guru menyuruh salah seorang anak untuk melatih keberanian dengan memintanya kedepan kelas dengan menjelaskan salah satu gambar
6.      Guru menjelaskan isi dari gambar dengan menghargai pendapat para anak yang telah bercerita sebelumnya dan menekankan penjelasan nilai-nilai agama dari makna yang terdapat dalam misi gambar tersebut.
Contoh kegiatan bercakap-cakap


Guru        :   “Anak –anak, apa yang kamu lihat pada gambar ini !
Anak       :   “itu gambar mesjid bu…..!
Guru        :   “Ada gambar apa lagi, anak-anak ?”
Anak       :   “Ada gambar ayah, ibu, Bu guru !”
Anak       :   “Ada gambar anak perempuan dan laki-laki juga, bu guru!”
Guru        :   “Ya…bagus, itu memang gambar mesjid dan sebuah keluarga.”
Guru        :   “Sekarang coba siapa yang tahu, mesjid itu gunanya untuk apa?”
Anak       :   “Untuk mengaji, bu guru.”
Anak       :   “Untuk shalat, bu guru.”
Guru        :   “Oh, ya, sekarang siapa yang suka shalat di mesjid?”
Anak       :   “Saya bu, rumah saya dekat dengan mesjid”
Anak       :   “saya jarang bu, rumah saya jauh dengan mesjid”
Guru        :   “Kira-kira keluarga itu mau pergi kemana ya….?”
Anak       :   “Mau pergi ke mesjid bu guru.”
Guru        :   “Bagus ….
Guru        :   “Mesjid itu tempat beribadah agama apa?”
Anak       :   “Untuk agama Islam, bu guru”
Anak       :   “Untuk agama muslim, Bu.”
Guru        :   “Wah…pinter ya, shalat itu ada berapa waktu?”
Anak       :   “Ada lima waktu, Bu.”
Guru        :   “Siapa yang bisa menyebutkan, kapan waktu shalat itu?”
Anak       :   “Dzuhur, ashar, maghrib, isa dan subuh, bu.”
Guru        :   “Ya benar…shalat memang ada 5 waktu dan setiap muslim wajib mengerjakan shalat.”

2.      Pendekatan / Metode pengembangan nilai-nilai agama melalui metode demonstrasi
Demonstrasi adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mempertunjukan atau memperagakan suatu objek, benda atau suatu proses dari suatu kejadian. Pendekatan demonstrasi dilakukan untuk memperjelas inforamsi atau materi pelajaran kepada anak-anak. Dalam hal ini, anak menyaksikan peragaan langusung tentang hal-hal yang sulit dijelaskan dengan pendekatan biasa.
Kaitannya dengan pengembangan nilai-nilai agama kepada anak-anak TK, pendekatan ini bisa dilakukan guru pada saat menerangkan etika makan, sopan santun dalam berbicara, etika berpakaian, etika beribadah dan sebagainya.
Pendekatan demonstrasi sangat efektif digunakan dalam pengembangan nilai-nilai agama kepada anak dapat mendengar. Melihat dan meniru cara-cara tertentu yang disajikan dari materi yang sedang diajarkan guru. Demonstrasi dapat juga dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi pembelajaran, yaitu :
a.           Untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak bagi anak, melihat bagaimana suatu peristiwa itu berlangsung, lebih menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang dari pada hanya mendengar penjelasan guru. Misalnya dalam menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral, atau keagamaan akan lebih efektif apabila penerapan nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam bentuk ilustrasi.

b.          Pendekatan demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya fikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen, berfikir evaluatif (elis et .al . 2003). Pengembangan daya pikir yang dimulai dari TK akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman belajar dibidang keagmaan, bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.
Tujuan dari metode Demonstrasi bagi anak TK :
1.      Untuk membimbing anak dalam menggunakan mata telinganya secara terpadau, sehingga hasil pengamatan kedua indera itu dapat menambah penguasaan materi pelajaran dan melengkapi pemahaman segala hal yang ditunjukan, dikerjakan dan dijelaskan dalam kegiatan demonstrasi tersebut.
2.      Sebagai peniruan terhadap model yang dapat dilakukan
Contoh kegiatan metode demonstrasi :
Tema               :          
Sub Tema        :
TK                   : B / Semester

Kompetensi Dasar
Hasil Belajar
Indikator
Anak mampu melakukan ibadah, terbiasa mengikuti aturan dan dapat hidup bersih dan mulai belajar membenakan benar dan salah, biasa berperilaku terpuji.
Terbiasa melakukan ibadah sesuai aturan menurut keyakinannya.
Melaksanakan kegiatan ibadah sesuai aturan menurut keyakinannya.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1.      Guru mengkondisikan anak untuk duduk dalam kegiatan klasikal
2.      Guru menjelaskan tentang hal wudhu
3.      Guru memperkenalkan tepuk wudhu kepada anak, guna mempermudah penyampaian materi sebelum mendemonstrasikan materi
           
            Tepuk wudhu
            Bismilah cuci tangan
            Kumur-kumur
            Prok-prok-prok
                        Basuh hidung
                        Basuh Muka
                        Niatnya
                        Prok-prok-prok
            Tangan sampai ke siku
            Kepala dan telinga
            Tak lupa cuci kaki
            Lalu do’a
            Amien
            Prok-prok-prok

4.      Guru mendemonstrasikan tata cara wudhu di kelas
5.      Anak memperagakan dan mengikuti pendemonstrasian tata cara wudhu yang dilakukan oleh guru
6.      Praktek langsung guru membawa anak langsung ke tempat wudhu dan guru mendemonstrasikan tata cara wudhu dengan air.
7.      Anak mengikuti dan memperagakan secara langsung dengan bergiliran tentang pendemonstrasian yang dilakukan guru

 BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang pertama, yang keberadaannya sangat stretegis untuk menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak-anak, agar mereka menjadi orang-orang yang kuat, terbiasa dan peduli terhadap segala aturan agama yang telah diajarkan. Dan untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada diri anak diperlukan berbagai metode dan pendekatan. Salah satu diantara metode dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dunia anak Taman Kanak-kanak antara lain metode bercakap-cakap dan metode demonstrasi. Tujuan penanaman nilai-nilai keagamaan dari kedua metode tersebut diatnaranya untuk meletakkan dasar-dasar keimanan, kepribadian / budi pekerti yang terpuji dan melatahkan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak. Dan diharapkan akan muncul suatu dampak positif yang mampu mewarnai pertumbuhan dan perkembangan anak yang bisa berkembang meliputi fisik, akal, pikiran, ahkhlak, perasaan, kejiwaan, estetika dan kemampuan sosialisasinya diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan. Hal yang lebih penting lagi dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu didukung oleh keteladanan dari orang tua dan guru.

B.     Saran
1.      Diharapkan orang tua menciptakan lingkungan yang kondusif yang penuh dengan nuansa agama, guna mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian
2.      Diharapkan orang tua dan guru bisa memberikan keteladanan dan contoh yang baik kepada anak.
3.      Sebaiknya orang tua dan sekolah bisa memfasilitasi kebutuhannya akan pentingnya nilai-nilai agama.

DAFTAR PUSTAKA
 
  1. Hidayat-Satibi, 2004. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta : Universitas Terbuka
  2. Developmentally Appropriate Practice 2003. Bandung : Al-Mabrur.
  3. Program Kegiatan Belajar Taman kanak-kanak. 1995. Jakarta : Depdikbud.

Facebook Twitter Google+
Klo Suka silahkan Share :
Back To Top